Penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan kanker telah menjadi momok yang menghantui kesehatan masyarakat Indonesia. Dampak buruk penyakit tidak menular bagi kesehatan dan ekonomi Indonesia menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan ahli kesehatan.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, kasus penyakit tidak menular terus meningkat setiap tahun. Dr. Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, mengatakan bahwa “penyakit tidak menular menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Tingginya angka kasus diabetes, hipertensi, dan kanker mengancam produktivitas bangsa.”
Dampak buruk penyakit tidak menular tidak hanya terasa pada sektor kesehatan, namun juga berdampak pada ekonomi Indonesia. Menurut Dr. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, “biaya pengobatan penyakit tidak menular sangat tinggi dan dapat membebani perekonomian keluarga maupun negara.”
Penyakit tidak menular juga berdampak pada sektor ketenagakerjaan Indonesia. Menurut data dari International Labour Organization (ILO), penyakit tidak menular menyebabkan produktivitas kerja menurun hingga 20%. Hal ini juga disampaikan oleh Dr. Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan, yang mengatakan bahwa “penyakit tidak menular menjadi salah satu faktor penurunan produktivitas kerja di Indonesia.”
Untuk mengatasi dampak buruk penyakit tidak menular, pemerintah perlu melakukan berbagai langkah preventif. Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama menyarankan agar “masyarakat Indonesia perlu meningkatkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi dan rutin berolahraga, guna mencegah penyakit tidak menular.”
Dengan kesadaran dan aksi preventif yang kuat, dampak buruk penyakit tidak menular bagi kesehatan dan ekonomi Indonesia dapat ditekan. Semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, perlu bekerja sama untuk menciptakan Indonesia yang sehat dan produktif.