Mitos dan Fakta tentang Penyakit Refluks Gastroesofagus
Penyakit refluks gastroesofagus atau yang sering disebut dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) seringkali menjadi momok bagi banyak orang. Banyak mitos yang beredar di masyarakat seputar penyakit ini, namun tidak semuanya benar. Mari kita bahas beberapa mitos dan fakta tentang penyakit refluks gastroesofagus.
Mitos pertama yang sering kali dipercayai oleh masyarakat adalah bahwa GERD hanya menyerang orang yang gemuk. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Menurut Dr. Andri Kurniawan, SpPD-KGEH, dari RSUP Persahabatan Jakarta, “GERD bisa menyerang siapa saja, tidak terkecuali orang yang memiliki berat badan normal. Namun, obesitas memang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.”
Fakta kedua yang perlu kita ketahui adalah bahwa makanan pedas bisa memicu terjadinya refluks asam. Dr. Andri menambahkan, “Makanan pedas memang dapat memperburuk gejala GERD, namun bukan menjadi penyebab langsung dari penyakit ini. Penting untuk menghindari makanan yang dapat memicu refluks asam agar gejala GERD tidak semakin parah.”
Salah satu mitos yang perlu dihilangkan adalah bahwa minum air putih dalam jumlah banyak dapat mengurangi gejala GERD. Menurut Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, “Meskipun minum air putih memang dapat membantu mengurangi gejala refluks asam sementara, namun tidak akan menyembuhkan penyakit ini secara permanen. Penting untuk melakukan penanganan yang tepat sesuai dengan anjuran dokter.”
Fakta terakhir yang perlu kita pahami adalah bahwa pengobatan GERD memerlukan konsistensi dan kesabaran. Dr. Andri menekankan, “Pengobatan GERD tidak bisa instan. Dibutuhkan konsistensi dalam menjalani pola makan sehat, menghindari pemicu refluks asam, dan mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter untuk mengendalikan gejala penyakit ini.”
Dengan memahami mitos dan fakta seputar penyakit refluks gastroesofagus, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam mengelola kondisi kesehatan mereka. Jika mengalami gejala GERD yang persisten, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.